Alun-Alun Kutowinangun Jika Musim Hujan Tidak Bisa Dipergunakan, Beceknya Kebangetan!

Alun-Alun Kutowinangun

Melanjutkan keliling Kota Winangun. Kota yang terkenal dengan super sibuknya. Kota yang menjadi pusat perekonomian. Tidak heran, jika kota ini hampir tidak pernah mengenal kata sepi. Ramai. Entah itu transaksi jual beli, atau hanya orang sekedar wira-wiri selalu  ada saja. Kebersihan kotanya sangat terjaga. Saya pun dibuatnya kagum dan salut dengan kota ini. Kota yang kecil, tapi tampak asri. Kutowinangun gitu lo!

Nah, kali ini saya menyempatkan diri, memutari lapangan atau alun-alun Kotowinangun. Lapangan ini letaknya persis sebelah barat Pasar Lama. Atau samping SMPN 1 Kutowingun, Kebumen. Menurut pengamatan saya, lapangan ini tidak begitu luas. Kalau untuk ukuran lapangan sepak bola, kayaknya kurang ideal. Tapi yang namanya alun-alun, memang seharusnya bukan untuk lapangan sepak bola. Biasanya hanya untuk kegiatan pertunjukan budaya. Atau upacara khusus memperingati kemerdekaan RI. Atau sebagai sarana bermain dan kreasi masyarakat.

Alun-Alun Kutowinangun

Alun-Alun Kutowinangun

Mungkin karena satu-satunya lapangan yang ada di Kotuwinangun, mungkin terpaksa dijadikan kegiatan apa saja. Termasuk olah raga sepak bola. Kalau menjelang sore, wah lumayan ramai sekali. Anak muda dan remaja berkumpul menyaksikan pertandingan sepak bola.

Kalau malam minggu, alun-alun Kutowinangun juga menjadi tempat tongkrongan atau kongow-kongow. Ngumpul asek deh. Ada yang pacaran ada yang kulineran nasi sego kucing, plus aneka gorengan. Sungguh menyenangkan. Kalau saya suka jajan gorengannya.

Hanya disayangkan dari alun-alun ini adalah jika musim penghujan. Aduh beceknya setengah mati. Tanah lengket dikaki. Tampak genangan air. Sehingga lapangan tidak bisa dipergunakan. Sehingga wajar, jika musim penghujan, lapangan ini sepi dari aktivitas. Sepi kegiatan. Tidak ada orang atau remaja yang bermain disana.

Posisi tanah lapangan ini, lebih rendah dari jalan disekitarnya. Itulah yang menyebabkan air hujan jadi berkumpul atau mengalir ke lapangan. Lapangan jadi tergenang, jadi mirip tambah ikan. Semoga saja, suatu saat nanti ada peninggian alun-alun Kutowinangun. Ya, paling tidak ada perbaikan saluran air yang ada disekelilingnya. Jangan sampai beceknya kebangetan.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top