Keperjakaanku Diuji di Pantai Menganti Kebumen

Pantai Menganti

Jam di dinding menunjukan pukul tujuh pagi lewat lima menit. Wow, aku kesiangan. Wah efek dari begadang nih. Tidurnya terlalu larut malam. Jam satu baru bisa rebahan dan memejamkan mata. Rencana hari ini bisa berabe nih, alias acakadul. Sudah janjian dengan teman, akan piknik ke Pantai Menganti.

Embun belum mengering, walau sinar pagi perlahan menampakan diri. Dedaunan tetap bergoyang, terhembus semilirnya angin. Suara kicauan burung tetap masih terdengar. Alam tetap menampakan keindahannya. Sepertinya mereka tidak pernah berduka. Tetap riang menyambut datangnya hari.

Ah, aku menjadi iri. Aku terasa tersentil. Aku tersindir oleh keriangan mereka. Daun tidak pernah membenci ranting yang telah mencampakannya. Embun tidak pernah dendam pada daun yang telah disegarkannya. Burung tidak pernah teriak marah pada sang Surya, atas teriknya yang mengganggu tidur nyenyaknya. Semua mahkluk tetap berputar sesuai tugasnya.

Pantai Menganti

Woih, masih mengalamun saja. Sudahlah, abaikan apa yang telah terjadi. Hari ini saatnya untuk bergembira. Pantai Menganti telah menanti. Walau saya itu sering salah ucap, menyebut Pantai Menganti dengan Pantai Manganti. Maklum lidah wong Jogja, sulit untuk melafalkan huruf "e". Yang pasti, nama yang benar adalah Pantai Menganti.

Rute atau perjalanan menunju Pantai Menganti sungguh menantang. Medan yang berliku, naik dan turun gunung. Kelebaran jalan yang tergolong sempit. Bikin andrenalin tertantang. Mobil yang saya tumpangi mogok ditanjakan. Alias tidak sanggup naik. Untung ada warga sekitar yang sigap membantu. Penumpang dikurangi, dan mobil didorong naik. Kecemasan hati, tidak terjadi. Saya sendiri lupa di daerah mana itu tanjakan, pokoknya masih jauh dari Pantai Menganti.

Jalan Tanjakan
Kendaraan mogok
Lolos dan selamat dari tanjakan tersebut bukan berarti jalan selanjutnya mulus. Berliku dan sempit brow. Yang penting konsentrasi sang sopir harus tetap terjaga. Jangan lupa, persipakan uang koin recehan. Nanti disepanjang tanjakan curam, banyak dijumpai pemuda yang siap membantu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lempar uang koin ya? Biar mereka senang.

Singkat cerita, sampailah saya di Pantai Menganti yang berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Woih, pantainya indah sekali. Deretan tebing-tinggi menambah keanggunan pantai. Pepohonan tinggi masih dengan mudahnya dijumpai. Sejuk sekali hawanya. Dentuman ombak, menghasilkan mirip kabut. Airnya segar sekali untuk mandi. Tempat yang sangat romantis untuk memadu kasih.

Harga tiket masuk adalah 15 ribu rupiah persatu orang. Tiket parkir gratis. Fasilitas yang ada di Pantai Menganti lumayan banyak. Spot obyeknya begitu menawan hati. Nanti Anda bisa keliling ke area wisata yang ada didalamnya semisal ke Jembatan Merah, yang menjadi primadona.  Ada bus shuttle gratis yang siap mengantarnya. Wisata ke Pantai Menganti, tidak terpuaskan dalam seharian. Ada rasa betah untuk menginap disana.


Soal kuliner juga aneka macam. Harga standar dan tergolong murah. Jasa sewa lainnya semisal tikar juga tidak mencekik leher. Pantai yang terindah yang ada di Kebumen menurutku ya hanyalah Pantai Menganti. Pengelola wisata profesional sekali. Ramah dan memuaskan.

Aku pun teringat dengan medan jalan yang bikin jantung lepas. Aku tidak berani pulang terlalu larut malam. Nah, saat pulang ditanjakan pertama setelah keluar dari pantai, mobil yang saya tumpangi tidak kuat naik. Itu akibat macet, terjadi antrian. Aduh terpaksa saya harus keluar mencari batu besar sebagai pengganjal roda mobil.

Tips jika ingin wisarta ke Pantai Menganti. Pastikan kendaraan yang Anda tumpangi benar-benar fit dan bertenaga. Sopir harus jago dan berpengalaman menyetir di area puncak. Jangan terlalu banyak penumpang atau beban di dalamnya. Kalau perlu sediakan balok pengganjal roda, untuk jaga-jaga jika kendaraan mogok ditanjakan. Kemiringan jalan lumayan tajam dan berkelok pula. Semoga saja, pemerintah daerah mau merubah akses menuju pantai ini. Buat jalan yang lebih aman dan nyaman. Demi keselamatan pengunjung.

Aduh, benar-benar keperjakaanku diuji di Pantai Menganti. Aku perhatikan banyak orang yang ngos-ngosan saat jalan kaki ditanjakan tersebut. Sampai diatas pada sambat lemas dan keringat ber cucuran. Ya, akibat kendaraan pada mogok, sehingga penumpang harus rela jalan kaki. Entah itu pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Percuma dong mandi di pantai, jika harus berkeringat kembali. Ngedumelnya.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top