Pantauan di lokasi menunjukkan, tembok yang berdiri di atas trotoar memaksa pejalan kaki harus turun ke badan jalan. Kondisi ini dinilai sangat berbahaya, terutama di jam-jam sibuk ketika arus kendaraan cukup padat. Semisal jam berangkat kerja atau sepulang kerja. Pengguna jalan jadi mirip main cilupba, yang tiba-tiba ada pejalan kaki atau kendaraan yang nongol. Bikin kaget pastinya.
Salah seorang warga sekitar mengatakan, trotoar seharusnya menjadi ruang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Namun dengan adany tembok dan pohon penghalang tersebut, fungsi trotoar menjadi tidak optimal. "Kalau ada tembok tinggi seperti itu, pejalan kaki terpaksa turun ke jalan. Ini jelas membahayakan", ujarnya. "Trotoar depan Kantor Kelurahan kok bisa begini", imbuhnya. Kalau dipikir-pikir memang betul juga kata warga ini ya. Seharusnya trotoar depan kantor kelurahan bisa menjadi contoh.
Jalan Terusan Kelapa Hybrida ini, apakah masih punyanya swasta sehingga pemerintah tidak punya hak sepenuhnya, saya sendiri belum bisa menelusuri kepastiannya. Memang sejarah awal kepemilikan dari tanah yang sekarang menjadi jalan terusan Kelapa Hibryda sedikit ya sedikit-sedikit gitulah. Saya tidak tahu kepastiannya dan tidak bisa menjelaskannya. Pokoknya sedikit-sedikit gitu saja. Masyarakat mah, tidak mau tahu hal itu, yang penting trotoar aman dan nyaman bagi semuanya.
Ya warga hanya bisa berharap, pemerintah terkait bisa turun tangan.Pokoknya bagaimana caranya, agar trotoar ini enak dilihat dan enak digunakan bagi pejalan kaki. Pengguna kendaraan yang lewat dari arah Kelapa Gading pastinya juga akan dibuatnya aman, tidak kaget jika ada pejalan kaki yang tiba-tiba nongol. Semoga penertiban ini segera bisa dilakukan, jangan sampai menunggu korban baru ada tindakan. Ini trotoar depan Kantor Kelurahan Sukapura lo! Keselamatan warga menjadi taruhannya, kalau terjadi kesiapan yang harus bertanggung jawab?






Tidak ada komentar:
Posting Komentar