Lebaran Idul Fitri Suka Tertipu dengan Isi Kaleng Khong Guan Biskuit, Isi Rengginan

Waktu memang cepat berlalu ya, belum bisa punya ini dan itu, eh tahu tahu sudah berganti dengan tahun. Sedangkan tenaga makin rapuh dan ringkih, mudah sakit-sakitan. Pengen makan enak, eh gigi sudah tidak mendukung, atau jika salah makan atau terlalu banyak makan, asam urat yang naik, hahahaha. Jika seandainya mampu beli suatu barang, semisal hape android yang canggih, bingung buat apa. Mau komunikasi sama teman, eh teman sudah tidak ada. Mau buat cari duit, mata sudah rabun, tak bisa menatap layar hape terlalu lama. Jadi pengen tertawa lagi.

Ah ya itulah kehidupan. Setiap langkah selau meninggalkan sejarah. Setiap waktu yang pernah dilalui, akan meninggalkan sebuah cerita. Entah itu cerita yang menyayat hati, semisal ditinggal kekasih. Atau cerita yang bahagia, punya orang tua yang penuh dengan kasih-sayang. Punya saudara yang berlimpah perhatian. Wah ini masa yang tak mungkin terlupakan ya. Pastinya akan selalu rindu untuk berkumpul dan bercanda ria. Makanya setiap lebaran pengen pulang, pengen mengulang keriangan.

Wow, untuk tahun ini saya belum bisa mudik. Ya pastinya tak perlu dijabarkan, semua orang pasti tahu alasan tak bisa mudik. Masalah keuangan ya? Hust, jangan terlalu keras-keras, nanti orang tahu kan malu. Masak merantau dari jaman orde baru belum bisa pulang kampung juga. Ya hidup ini kan saling memandang, kalau bahasa jawanya saling sawang-sinawang. Hidup di rantau kata orang enak, cari kerja mudah, duit banyak. Kan UMR, upah minumun regional kota besar kan gede, belum lagi jika dapat lemburan. Saat gajian, pasti dompet tebal.

Ada benarnya juga seh, tapi hidup di kota kan semuanya hampir serba bayar. Semisalkan, harus bayar kontrakan, bayar air, bayar listrik, bayar transportasi, belum lagi untuk kebutuhan makan, belum lagi nanti jika pacar pengen ngajak jalan-jalan dan makan. Bayangin tu, berapa yang harus dikeluarkan, sedangkan untuk saat ini, jam lembur hampir tak ada. Era ordu baru, wow jam lembur gila-gilaan, mungkin UMR saat itu rendah, tapi jika mendapatkan lemburan. Mantap sudah.

Lah dalah, kok saya jadi sedikit sambat hahaha. Sebenarnya saya itu mau cerita tentang lebaran idul fitri. Pastinya cerita idul fitri saat masih kecil, saat masih anak-anak. Dulu, yang namanya lebaran, suatu hal yang sangat menghebohkan. Pertengahan Ramadan,  sudah sibuk mempersiapan baju baru dan pastinya kue yang nanti untuk hidangan meja. Kalau sekarang mah serba pratis, jarang banget orang tua yang mau bikin kue sendiri. Serba beli.

Di kampung, jarang banget kue lebaran yang beli. Hampir semuanya bikin sendiri. Makanya setiap rumah, punya ciri khas kue tersendiri. Misalkan di rumah saya terkenal dengan rujak buahnya. Di rumah paman terkenal dengan es serutnya. Di rumah nenek terkenal dengan kue kolang-kalingnya. Dan seterusnya, pokoknya ada kue yang unik dah. Kenapa tak beli? Sebuah pertanyaan yang menarik.

Hidup di kampung itu, punya beras tapi jarang punya duit. Beda halnya dengan orang yang pekerjaannya sebagai pegawai negeri, semisal guru, tentara atau menjadi pegawai di depatemen agama. Bagi mereka, uang menjadi barang tak asing. Hampir tia hari, mereka pegang duit, hehehe. Nah, mereka yang kerjanya sebagai pegawa negeri, punya hindangan kue yang lebih menarik. Apa itu? Biskuit kalengan, yang melegenda Khong Guan Biskuit. Pasti biskuit ini menjadi rebutan dan incarn anak-anak, hahaha. Maklum anak kampung, bisa makan biskuit ya saat lebaran. Yang menjadi primadona dari kue biskuit Khong Guan adalah wafernya. Yang bisa mendapatkan wafer ini adalah sang juaranya.

Nah, jika lebaran telah lewat beberapa hari ini yang bikin jengkel. Suka tertipu dengan isinya. Kalengnya Khong Guan, eh isinya rengginan, hahaha. Mungkin isinya dah ludes, sama tuan rumah diisi dengan apa adanya, salah satunya ya rengginan ini. Nah ini yang bikin jengkel hati, sudah berebut dengan anak lainnya, eh saat dibuka tak sesuai dengan ekspektasi, kenyataan. Jadi merengut dah, tak ada gairah untuk makan.

Berita Terkait

4 komentar:

  1. bener banget sih mas di jakarta semua-semua harus beli, saya baru merasakan merantau di jakarta beberapa bulan yang lalu dan sempet kaget dengan keadaan disana, lebih enak memang hidup di desa yang semuanya mudah :)

    urusan kaleng biskuit isi rengginag di tempatku masih lumayan ada yang seperti itu mas, biasanya dirumah bapak-bapak ibu yang udah lumayan tua dan engga cukup duit buat beli jajanan lebaran :D

    BalasHapus
  2. Khong Guan ini memang melegenda. Di rumah, saat puasa saya punya 1 kaleng Khong Guan isinya kue basah dari kampung, namanya kue bolu cukke.

    BalasHapus
  3. Minal Aidin Wal Faiidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏

    Ya begitulah manusia..ada saja kepinginnya..tapi kadang usia tak bisa bohong..termasuk saya😁

    Kebetulan saya juga dapet biskuit kongguan dari salah satu temen...masih eksis sampai sekarang...memang kadang suka ketipu ya..ga tau isinya rengginang hehehe..tapi saya suka rengginang

    BalasHapus
  4. Biar kuenya rengginang, kalau disantap bersama keluarga dan sansk famili di kampung, tetap asyik ya, ananda.

    BalasHapus

 
Back To Top