Kehidupan ini teruslah berputar, kadang kala posisi di atas, kadang posisi di bawah. Kadang tertawa, ya kadang kalanya bersedih menangis. Kadang menemukan duit di jalanan, kadang juga harus kehilangan duit karena terjatuh dari kantong hehehe. Pada dasarnya, kalau dipikir-pikir hidup ini lucu. Bikin keki sendiri. Tapi ya seperti itulah kehidupan, tetap harus dijalani dan nikmati. Kalau berontak, justru hidup akan terasa berat dan menjadi beban.
Ih kalau ngomong kayaknya mudah sekali ya Enteng diucapkan, kalau dijalani, wow berat dan sulit, inginnya misuh-misuh, marah-marah sambil mengumpat hahaha. Emang kalau marah, kagak boleh Bang? Boleh saja, kagak ada yang melarang. Asal jangan sampai merugikan orang lain, kalau perlu juga jangan sampai merugikan diri sendiri. Silakan marah, daripada nanti tumbuh bisul gede di pantat hahaha atau menjadi jerawat di wajah hahaha.
Sebenarnya saya itu lagi keki, tertawa geli dan lucu. Entah mengapa, kini di warung-warung yang saya temui hampir ada tulisan yang intinya, "Dilarang Berhutang", hahaha. Bahkan ada lo, toko yang begitu menulis jelas dengan huruf gede, seukuran poster di depan tokonya. Seingat saya, toko yang ada di Jalan Tipar Cakung, Jakarta Timur sekitar jempatan tinggi. Toko yang menjual peralatan elektronik, jika tidak salah ingat. Sebenarnya ingin memotretnya, tapi takut dilarang saja.
Perekonomian memang lagi lesu, walau kata pemerintah perekonimian Indonesia baik-baik saja. Tapi kenyataan di lapangan? hehehe. Dulu mencari hutang itu mudah, karena ada percayaan dan tanggung jawab yang tinggi. Yang berhutang memang punya niat untuk membayar dan memang punya gaji bulanan yang bisa diandalkan. Lagi kini, gaji harian saja belum tentu, apalagi gaji bulanan, seandainya punya ya cukup bayar tagihan bulanan hehehe.
Bahkan kini, warung-warung kecil saja, juga ikut-ikutan memasang tulisan perhatian semacam itu hehehe. Lagi tren kayaknya ya? Dengan untain kalimat yang unik dan menarik, sekaligus menggambarkan kemangkelan atau keemosian pemilik warung itu sendiri hehehe. Saya sempat mengajak ngobrol pemilik warung, penyeb dia memasang kalimat seperti itu. Jawabannya, "Sulit nagihnya. Bayarnya entar-entor, bahkan ada yang kabur, pindah kontrakan". "Sebelum berhutang seh, berjanji manis, setelahnya justru galakan dia", tambahnya.
Kadang bisa dimaklum, jika warung-warung atau toko-toko memasang pengumuman seperti itu ya. Persaingan usaha yangg semakin ketat, mengambil keuntungan juga tipis. Jika dihutang, berarti harus punya modal ganda, alias serep. Jika modal awal tipis, terus dihutang, yang berhutang kabur, apa tidaklah pening itu pemilik usaha. Usahanya bisa gulung tikar dan bangkrut, terus tutup hehehe. Wasalam dah usahanya!







In this economy... normalisasi warung yang menolak kegiatan kasbon hehe
BalasHapusKasihan juga para peniaga kecil yang harus memberi hutang. Untung-untung dibayar hutangnya, kalau tidak dibayar memanglah menangis mencari pusingan modal.
BalasHapusDi toko sembako deket-deket sini juga banyak Mas yang kasih wanti-wanti anti utang begitu... Yah, bisa dimaklum lah, memang ekonomi kita 'kan sedang nggak baik-baik aja 😅
BalasHapusPembelian tanpa hutang lagi bagus dari berhutang. Berhutang itu duitnya dapat lambat tau belum tentu dapat.
BalasHapus