email: djangkarubumi@yahoo.com

Pamor Kejayaan dan Era Keemasan Pasar Ular Plumpang Jakarta Utara Kian Redup, Oh Ini Faktornya!


Era tahun 70-90-an adalah era kejayaan dan keemasan Pasar Ular Jakarta Utara. Kalau menurut pengamatan saya, area Pasar Ular ini tidak begitu terlalu luas. Mungkin kalau dilihat dari luar kelihatan lega memanjang. Tapi kalau kita sudah masuk, lebarnya hanya beberapa kios saja. Tapi seperti apa yang saya singgung tadi, Pasar Ular pernah mengalami pamor keemasan. Pasar yang dulunya super ramai, padat pengunjung dan pembeli.

Kenapa dinamakan Pasar Ular, apakah ini pasar yang menjual hewan ular? Oh bukan, ini sama kayak pada umumnya pasar tradisional. Pasar yang menjual aneka busana, celana, tas, kacamata dan aksesoris lainnya. Sejarah dari Pasar Ular sendiri, awalnya adalah pasar kaget yang berada di sekitar Plaza Koja, yang jaraknya tidak begitu jauh dari Tanjung Priok. Sampai sekarang di seberang Plaza Koja juga masih ada yang namanya Pasar Ular. Nah sekitar tahun 1960-an, Pasar Ular dipindah ke Rawa Badak, Plumpang. Jadi Pasar Ular Plumpang yang ada sekarang adalah pindahan dari Pasar Ular Permai area Plaza Koja.



Berarti ada dua Pasar Ular ya? Betul sekali. Untuk Pasar Ular Permai, kini lebih identik dengan pasar keramik. Kalau Pasar Ular Plumpang terkenal dengan pakaian dan aksesoris. Kembali kepertanyaan, kenapa dikasih nama Pasar Ular. Menurut informasi yang saya peroleh, dulu pasar kaget ini didominasi oleh penjual sabuk atau ikat pinggang yang terbuat dari kulit. Pedagang sabuk yang berjejer-jejer. Kalau dilihat sepintas dari kejauhan, nampak seperti ular. Nah itulah sejarah singkat dari Pasar Ular.

Pasar Ular terkenal menjual aneka barang bermerk impor dengan kualitas prima. Dulu saya sering banget kalau berbelanja tas, celana maupun yang lainnya ke Pasar Ular. Model-model barangnya serba menarik, sampai bingung memilihnya. Tahu sendirikan, yang namanya merk impor, serba mempesona. Kalau bawa duit banyak, inginnya borong semuanya hehehe.



Itu seh cerita kejayaan dan era keemasan Pasar Ular Plumpang dulu. Kini pamor tersebut kian surut dan redup, banyak faktor dan penyebabnya. Para pedagang atau para penjual pastinya juga mengeluh dengan keberadaan pasar yang kian sepi. Pendapatannya kian merosot. Sepinya Pasar Ular bisa terlihat dari sedikitnya kendaraan yang parkir. Aktivitas transaksi juga tidak begitu mencolok. Para pedagang juga lebih tampak bersantai, karena tidak ada pembeli.

Penyebab sepinya Pasar Ular Plumpang antara lain, dengan bermunculan mal atau toko baru yang ada di sekitar Semper, Jakata Utara. Wah simpang lima Semper ini termasuk area yang strategis banget. Makanya tidak mengherankan, kini banyak toko baru yang berderetan. Produk yang dijual juga tidak jauh berbeda dengan barang yang dijual di Pasar Ular. Faktor penyebab Pasar Ular sepi lainya adalah generasi Z lebih suka berbelanja online, tidak perlu lagi capek-capek tawar-menawar harga. Generasi Z tidak mau ribet. Aduh, kadang sudah menawar harga, eh tetap ketemunya masih harga mahal hehehe. Rebahan, berbelanja via hape........

Berita Terkait

8 komentar:

  1. Entiendo que el mercado ha cambiado, no que se haya cerrado, desde aquí hablar de venta de serpientes nos resulta novedoso.

    BalasHapus
  2. Saya pun pada awalnya menyangka Pasar Ular itu jualannya ular. Ternyata bukan ya.
    Benar sekali. Generasi Z lebih senang berbelanja secara online. Sunyi sepi pasarnya. Di tempat kami sudah merasakan suasana sebegini sejak merebaknya Covid-19.

    BalasHapus
  3. Begitulah ujian peniaga tempatan, termasuk di kawasan saya. Saingan sengit dengan perniagaan online, menyebabkan banyak peniaga atau kedai sudah ditutup.

    BalasHapus
  4. Baru nak tanya kenapa namanya pasar ular.... Sekarang uncle faham

    BalasHapus
  5. jado cuma gegara banyak yang jual sabuk dari kulit yang berjejer seperti ular nama pasarnya jadi pasar ular

    BalasHapus
  6. ohhh unik juga bila dinamakan pasar ular, mulanya ingat adanya ular atau jualan ular di sana..

    BalasHapus
  7. JD tahu sejarahnya 🤣🤣. Aku termasuk yg ga mau kesana Krn dulu mikirnya ada jual ular. Kan serem Ama hewan melata begitu.

    Tp kakak iparku pernah beberapa kali belanja di pasar ular, dan dapat barang2 preloved yg kereen. Branded pula. Cuma hrs sabar ngobrak ngabriknya 🤣🤣. Aku ga sanggub mas. Makanya ga pernah kesitu juga

    BalasHapus
  8. Ternyata ini toh yaa sejarahnya. Saya kira dulunya tuh tempat ini semacem habitat ular gitu, eeh ternyata perkara sabuk doang diliat-liat bentuknya kayak ular, hahaha.

    Sekarang emang gen Z dan gen alpha lebih seneng ke mall mas. Jarang ada yang mau ke pasar, apalagi pasar yang kumuh dan kurang terawat. Palingan mentok-mentok ya mereka belanjanya online lewat shopee gitu.

    BalasHapus

 
Back To Top