email: djangkarubumi@yahoo.com

Pak Agus Penjual Celana Kolor Keliling, Mampu Menguliahkan Anaknya di Universitas Politeknik Pelayaran Surabaya


Saya selalu teriang pesan dari tokoh pewayangan, orang tua dari Punakawan, ki Semar. "Hemm mbegegeg, ugeg-ugeg, humel-hemel, sakduleto, langgeng".  Sebuah petuah yang penuh makna. Jika saat menonton wayang kulit, dan ki Semar muncul biasanya kata-kata itu yang diucapkannya. Kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia maknanya. " Hemm yang lagi berdiam (malas), bergeraklah (bekerjalah), carilah rezeki, walaupun hanya sedikit yang didapatkan, hasilnya akan abadi (lebih berkah dan terasa nikmat).

Kalau menuruti keinginan, memang badan ini maunya bermalas-malasan. Berdiam diri di kasur, selonjoran. Ya karena hidup ini penuh dengan kebutuhan, salah satunya kebutuhan untuk makan. Ya mau tidak mau, badan harus dipaksa untuk bergerak, alias untuk bekerja. Walau sebenarnya sadar, bekerja belum tentu juga menghasilkan. Ya setidaknya sudah berikhtiar. Soal hasil, serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Bukankah begitu???



Dengan keadaan ekonomi dunia yang lagi suram, bisnis atau usaha apapun memang nampak tiada yang cerah. Hahahaa......, saya kok terlalu jauh mikir ya? Sok mikirin ekonomi dunia segala. Wah ini efek dari terlalu sering  menonton berita perseteruan antara negara Amerika dengan Cina. Konflik dagang dua negara digdaya. Ah persetan dengan dua negara itu hahaha. Paling ujung-ujungnya juga damai. Eh lebih penting, memperhatikan permasalahan isi dapur sendiri saja. Soal negara lain, biarlah urusan pak Presiden  hehehe.

Aduh saya ini sebenarnya mau bahas atau cerita tentang Pak Agus,.kenapa kebawa arus resesi dunia ya? Hahaha. Siapa itu Pak Agus? Pria asal Ponorogo, Jawa Timur yang sudah cukup lama menekuni sebagai seorang penjual celana kolor keliling Jakarta. Sudah puluhan tahun dengan motor metiknya, saban hari keliling Jakarta dan Bekasi. Apakah hanya menjual celana kolor? Oh tidak. Kadang juga menjual kaos dan jaket. Tergantung stock barang yang diperolehnya.


Sebuah usaha yang ditekuni dengan senang hati. Pak Agus penjual celana kolor ini mampu menguliahkan anaknya di Universitas Politeknih Pelayaran Surabaya. Wah gimana, hebat bukan? Berarti, profesi yang dia geluti punya nilai berkahnya. Tidak hanya sekedar bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Tapi juga bisa untuk membiayai kebutuhan pendidikan anaknya.

Pada intinya, jangan memandang remeh sebuah pekerjaan. Selama dilakukan dengan sepenuh hati, dengan kesungguhan, tidak setengah-tengah. Pastinya akan ada nilai keberkahannya. Eh saya ngomong ini sebenarnya menasehati diri saya pribadi, hehehe. Oh iya, anak Pak Agus penjual kolor ini sudah diwisuda pertengahan tahun kemarin. Dan mendapatkan ikatan pekerjaan dinas di Irian Jaya. Sungguh luar biasa!

Berita Terkait

8 komentar:

  1. Hoy paso a saludar y dejarte un abrazo

    BalasHapus
  2. Membaca entry ini pun menasihat diri uncle juga... Terima kasih...

    Ehem... Jom baca blog uncle tarikh 21 April 2025... Ada sikit pencapaian peribadi uncle nak kongsi... JOM?

    BalasHapus
  3. Thanks for your sharing

    BalasHapus
  4. Keren Pak Agus, semangatnya dalam mencari rezeki sangat inspiratif. Terimakasih Suhu DJB yang sudah mengangkat kisah Pak Agus semoga bisa jadi motivasi buat kita semua.

    BalasHapus
  5. sangat inspiratif, selalu berjuang buat pendidikan anak. hidup boleh susah tapi tidak mau menurunkan ke anaknya nantinya

    BalasHapus
  6. Terlihat remeh tapi kalau ditekuni ternyata bisa diandalkan.

    BalasHapus
  7. aku salut dengan orang2 yg mau bekerja kayak pak agus ini.. walau bukan kantoran, tapi terbukti dengan jualan keliling pun hasilnya bisa ada... sampe nyekolahin anak hingga lulus... hebaat

    BalasHapus
  8. Mungkin jangan terkecoh dengan jenis dagangannya ya tapi liat effort hingga omsetnya perbulan.

    BalasHapus

 
Back To Top