Bisnis Jasa Penukaran Uang Baru Musim Lebaran, Berisiko Tapi Tetap Diminati

Wow tak terasa sebentar lagi lebaran ya? Walau tahun ini salat Idul Fitri tak serentak. Ada yang hari Jumat, dan ada yang hari Sabtu. Bagi orang awam, pastinya kaget dan menggerutu. Kenapa lebaran tak bisa sama. Kenapa tak bisa kompak, kenapa tak bisa akur. Kan sama-sama organisasi Islam. Kenapa tak diambil jalan tengahnya saja. Hahaha...pertanyaan yang sama saat saya masih kecil. Pertanyaa yang sama, saat ilmu saya masih dangkal. Walau untuk sampai saat ini juga masih cetek pengetahuan saya, hehehe. Perbedaan itu hal wajar, karena hidup ini kan sebenarnya main tebak-tebakan. Terus mana yang benar? Ya benar semuanya gitu aja dah. Untuk kepastiannya nanti kalau di akherat saja, hehehe.

Walau beda penetapan Idul Fitri, yang penting tetap akur, tak perlu adu urat saraf atau adu fisik. Hal beda pendapat, sampai kapan pun juga akan terjadi. Karena beda pendapat tak mungkin bisa dihindari. Yang penting tak selamanya beda terus, kan ada kalanya juga sama. Paling kalau beda Idul Fitri, emak-emak yang bingung masaknya. hehehe. Mau bikin opor malam ini atau besok. jika hari ini, takutnya lebarannya besok, pastinya takut basi. Jika masak besok, takutnya hari ini lebarannya. Paling itu aja yang bikin heboh.

Eh eh eh, kalau ngomongin lebaran, ada hal yang manarik nih. Apa itu? Jasa penukaran uang kertas baru. Dipingir jalan raya, marak sekali. Banyak emak-emak yang buka usaha jasa penukaran uang kertas baru dadakan. Walau tak seramai tahun lalau, kini sedikit lebih sepi. Entah kenapa ya? Dulu uang keratas baru itu dipajang bertumpuk dan berderet-deret. Tapi tahun ini kok hanya uang kertas baru yang dikemas dalam plastik yang ditampakan, itu pun tak banyak.

Oh saya tahu, untuk menghindari perampokan atau kejahatan. Memang di, pertengahan bulan Ramadan ini, ada emak terhipnotis, uang kertas barunya dirampok penjahat. Mengalami kerugian 30 juta, uangnya dibawa kabur perampok. Emak tersebut sampai lemas, tak sadarkan diri. Bukan untung yang didapatkan, justru kerugian yang diperoleh. Wah kan lumayan 30 juta, jumlah yang tak sedikit. Nyesek pastinya, makanya sampai pingsan.

Bisnis jasa penukaran uang kertas baru, memang berisiko. Mengundang kejahatan. Tapi entah kenapa selalu diminati, selalu ada emak yang berbisnis hal ini. Mungkin keuntungan yang diperolah sangat menjanjikan. Saya tahun ini juga menukar uang kertas baru, uang kertas nominal yang lebih kecil, semisal lima ribu atau sepuluh ribu. Dua ribu? Wow nominal yang terlalu kecil, anak kecil pasti menggerutu jika dikasih uang nominal dua ribuan hehehe. Kalau jaman saya kecil iya, senang banget. Nominal 20ribu? Wah terlalu gede, nanti duit cepat habis hahaha.....
 
Sebenarnya uang kertas saya juga baru lo, tapi nominalnya 50ribu. Saya pun berniat untuk menukarkan ke emak yang membuka bisnis jasa penukaran uang baru, tak jauh dari rumah seh. Uang kertas baru satu juta, dihargai satu juta seratus ribu rupiah. Wah emak tersebut mendapatkan keuntungan seratus ribu rupiah. Keuntungan yang gede ya.  Yang penting sama-sama ikhlas dan niatnya juga sama-sama nolong. Emak tersebut untuk mendapatkan uang kertas baru juga pakai biaya. Entah itu biaya parkir atau biaya transportasi. Kalau pengen gratis mah, silahkan datang ke bank yang ditunjuk pemerintah.

Buat apa seh, harus pakai uang kertas baru. Ya buat senang-senang saja. Walau sebenarnya bagi anak jaman sekarang tak berpengaruh. Bagi anak mah yang penting nominalnya. Uang kertas baru atau lama tak jadi soal. Anak sekarang kan sudah tahu duit. Beda dengan jaman saya kecil, belum mengerti apa itu duit. Seandainya dapat duit, juga bingung buat apa. Paling emaknya yang nanti pegang dan yang menyimpannya. Katanya, kalau sudah gede akan dikembalikan. Kenyataannya? Hahaha...

Berita Terkait

4 komentar:

  1. Wah saya pernah merasakan kerja begini, meski hanya membantu, tapi bener² ya suka suka nya. Resikonya juga, cerita ditipu konsumen orang India, biasanya inang² di Kota Tua dulu pasti sangat hati² sama orang India, mereka biasanya kriminal.

    Kemudian uang baru ditukar uang palsu, ya ada saja.

    Wajar mereka harus hati², omset mereka bisa sampai ratusan juta, bahkan ada yang M lho, itu yang tunai semua mereka timbun di rumah.

    Saya merasakan membawa uang tunai ratusan juta, uang baru naik kereta dari Depok sampai Kita Tua. Nae motor juga bawa uang tunai baru 200-300 juta ditas naik motor.

    Jaman tahun 2010-2011.

    BalasHapus
  2. agak repot sih karena ngikutin tradisi ngasih angpao harus pake uang baru. jadinya kesana sini nyari tukeran uang baru, agak capek dan pusing sih. tapi demi lebaran hehe

    BalasHapus
  3. Jasa penukaran uang kertas baru marak ya di sana, di pinggir jalan. Di sini gak ada, harus ke bank.

    BalasHapus
  4. Saya kalau ngasih thr tidak harus duit baru. Meski setiap lebaran stoknya selalu ada disediakan anak2. Jika tidak cukup, ya dikasih duit usang saja. Ha ha .... Terserah mereka. Mau ikhlas menerima stau tidak.

    BalasHapus

 
Back To Top