Saya itu terkenal dengan sebutan orang kalong. Siang tidur, eh malamnya melek. Keluyuruan mirip kelewar yang mencari perawan. Eh maksudnya makanan. Jangan suka berprasangka buruk terhadap saya. Saya mah tidak suka perawan, apalagi janda. Kecuali dianya yang suka duluan, baru deh saya mau. Eh, sama saja brow. Emang kalau kamu duluan kenapa? Pasti bertepuk sebelah tangan, alias ditolak. Orang melihat wajah saya saja sudah neg duluan.
Emang kenapa neg? Bau ketek kah? Jarang mandi kah? Atau wajah yang dibawah standar? E...jangan meremehkan saya ya, atau merendahkan saya ya. Kalau bicara soal kegantengan, saya jauh lebih tampan jika dibandingkan dengan artis nasioanal. Artis siapa? Si Tesi Srimulat pastinya lah! Weleh, kutu-kupret.
Dah ah, jangan ngomongin soal urusan penampilan atau fisik. Kalau sudah menyangkut hal itu, saya ambyar. Apalagi saya itu orangnya cuek bebek. Penampilan ya ala wong ndeso. Kemana-mana koloran dan koas oblong atau kaos dalaman. Siang dan malam, ya seperti itulah saya. Plus sandal jepit, kadang nyeker. Tanpa alas kaki.
Paling enak itu ngomongin soal makanan saja. Kalau urusan perut beres, urusan yang lain pastinya akan mengikuti dengan sendirinya. Perut kenyang, tidur pun juga tenang, Bisa pulas. Pikiran juga jadi rilex dan santai. Emosi terkontrol, hati tidak mudah sensi. Tidak gampang marah-marah gitu deh. Menyelesaikan masalah bisa dengan suasana dingin dan adem.
Seperti yang saya singgung diatas. Saya itu kalau malam lebih banyak meleknya. Sehingga wajarlah, jika laparnya itu juga datangnya dimalam hari. Tapi saya tidak perlu kawatir, karena ditempat saya, warung-warung yang buka sampai pagi masih ada. Dan banyak sekali.
Khususnya warung makan pecel lele dan ayam goreng. Seabrek tidak terhitung. Hampir sepanjang jalan mudah ditemui. Dan jaraknya berdekatan pula. Kalau lapar tiba-tiba menghampiri, ya tinggal langkah kaki. Beres sudah.
Saya punya langganan warung pecel lele, yang berada di Jalan Manunggal Juang II, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara. Orang lebih mengenal atau menyebutnya dengan nama Pasar Proyek Sukapura. Ya, kini jalan Manunggal Juang berubah menjadi pasar dadakan, khususnya pasar sayuran. Warung Pecel Lele ini bernama Warung Pecel Lele Mas Rahmad dekat atau sebelah Masjid Al Ihklas. Masa Rahmad adalah penjaga atau pemilik dari warung pecel lele itu sendiri.
Warung Pecel Lele Mas Rahmad berdiri sejak ditahun 2014. Ya kurang lebih sekitar tahun itulah, kalau menurut pengamatan saya. Karena yang saya ingat, sebelum tahun itu, warung pecel lele adanya hanya satu, yaitu di depan PT Gramedia, yang dulunya pabrik rotan. Dan ternyata warung yang ada di depan PT Gramedia adalah ibunya mas Rahmad. Wah hebatkan, saya bisa tahu sedetail itu. Lah iyalah, blogger kawakan jadi kayak mirip wartawan gadungan.
Ngomongnya sampai jauh, lupa bicara soal cita rasa dari menu yang ada di warung pecel lele Mas Rahmad. Kalau saya makan disana, rakus sekali. Menu pecel lele atau menu ayam goreng, plus tahu goreng dan sate ati pula. Maklum, ukuran perut saya itu segendong. Jadi kalau makan banyak sekali. Yang jelas, nikmat dan lezat gitulah. Nendang dan mak yusss!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar