Berburu Photo Di Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Kampungku tergolong daerah terpencil. Jauh dari perkotaan. Suatu perkampungan yang dikepung oleh persawahan. Dimata mana memandang, hanya terbentang tanah nan luas. Pohon nyiur menjulang tinggi. Sepi dari hiruk-pikuk. Dibilang asek, ya tidak. Karena kurang hiburan, hatipun mudah dilanda kejenuhan. Kebosanan lebih dominan,  tapi ya gimana lagi. Seperti inilah kehidupan dikampungku. Pasar tradisioanl Bokoran menjadi tempatku nongkrong. Pasar ini mulai tertata rapi, kios-kiosnya ditinggikan sehingga mempermudah untuk bertransaksi, antar penjual dan pembeli.

Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Jika menginginkan suatu barang harus ke kota yang jauhnya kurang lebih 10 kiloan meter. Pasar tradisional bukanya hari-hari tertentu. Yaitu hari Minggu dan hari Rabu. Kadang, kalau dipikir-pikir lucu juga, kenapa tidak tiap hari buka. Katanya seh, pedagang memang lebih suka berpindah-pindah tempat. Jika tiap hari buka, sepi pembeli. Dangannya kurang begitu laku. Ah, mirip pasar kagetan saja. Pasar tradisional Bokoran berada di Dusun Bokoran, Peneket, Ambal, Kebumen, Jawa-Tengah, Indonesia.

Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Pasar Tradisional Bokoran Ambal Kebumen

Makanya tidak mengherankan, jika pas hari Minggu atau Rabu, Pasar Tradisional Bokoran ramai pengunjung. Entah sekedar jalan-jalan/cuci mata, kuliner atau belanja. Pedagang dan pembeli sampai tumpah ruah kejalan. Dan memang perlu diakui, roda perekonomian dikampungku agak lambat sekali. Daya beli terasa kurang. Maklumlah, karena mata-pencaharian penduduk umumnya sebagai petani. Begitulah suka-dukanya hidup dikampung. Ada kata pepatah " Bisa makan tapi tidak punya duit ". Pengen punya duit, jual padi dulu. Ngenes rasanya !

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top