Hujan sempat turun dengan derasnya, tapi dalam hitungan beberapa menit reda juga. Semangat menulis jadi bergairah kembali. Tadinya seh, inginnya rebahan dan tidur saja. Kan tahu sendiri, hawa dingin paling enak ya tarik selimut hehehe. Hmmm, jika menuruti rasa malas, ya inginnya seh malas terus. Kalau tidak ingat akan kebutuhan dapur yang terus melambung, pastinya inginnya berleha-leha. Hidup harus terus bergerak, harus mampu membuang rasa kemalasan. Aduh, saya kok jadi tiba-tiba bersemangat begitu ya.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Kehidupan kita saat ini, akan meninggalkan sejarah atau kenangan. Kalau bisa seh, buatlah sejarah yang begitu indah. Sebuah sejarah yang ada nilai heroiknya. Itu kalau bisa hehehe. Kadang sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi tetap meninggalkan sejarah nelangsa, apa mau dikata. Itu namanya sudah takdir. Eleeeh, ngomong saya jadi sen kiri belok kanan hahaha. Alias ngawur.
Kata pembuka saya kadang nyeleneh ya. Tidak ada singkronnya dengan judulnya. Ya begitulah, menulis itu memanglah sulit. Beda hanya jika hanya koar-koar, hampir semua orang bisa. Apalagi sekarang eranya konten video pendek, orang mudah sekali posting video short. Tema yang ingin disampaikan tidaklah begitu jelas. Memang benar kata pakar, video short dimedia sosial itu bisa merusak isi kepala. Karena isi kepala dipaksa untuk mencerna informasi yang datanya tidaklah begitu lengkap. Akhirnya isi kepala hanya bisa menerka dan menebak-nebak maksud isi dari video tersebut.
Alaaaaaah tambah ngelantur saja. Judul dan isi berita tambah kagak ada hubungannya hahaha. Sudahlah, langsung ke tema saja. Monumen Perjuangan Senen, sebenarnya saya sendiri kurang begitu tahu apa nama monumen ini. Saya keliling monumen untuk mencari prasasti tidak ada juga. Apakah ini monumen satu nama dengan monumen yang ada diantara Pasar Senen dengan Stasiun Pasar Senen, yaitu Monumen Tekad Merdeka. Entahlah!
Kenapa monumen yang begitu gagah dan tinggi sampai luput menyertakan prasasti. Bagaimana generasi penerus akan dengan mudah mengenal monumen ini, jika prasasti tertulisnya saja kagak ada. Atau mungkin saya sendiri yang belum menemukan tulisan dari monumen ini ya, karena saya sudah mencoba untuk keliling dari berbagai sudut, tetap tidak menjumpainya. Ya ya ya, mungkin monumen ini satu kesatuan dengan monumen Tekad Merdeka yang diresmikan tahun 1986 oleh Wali Kota Jakarta Pusat Bapak A Munir.
Monumen Perjuangan Senen tempatnya strategis banget, Tapi entah mengala akses mau memasuki area monumen ini kok begitu sulit, pagat tertutup rapat. Sehingga untuk memasuki area Monumen Perjuangan Senen ini lewat pintu masuk gedung Dinas Pemuda dan Olahraga, Unit Pengelola Gelanggang Jakarta Pusat. Apakah Monumen Perjuangan Senen bukan ruang publik? Saya sendiri bertanya-tanya.
Monumen Perjuangan Senen Jakarta Pusat adalah sebuah monumen untuk mengenang jasa para pahlawan Khususnya untuk mengenang tragedi pertempuran di kawaasan Senen, saat para pejuang dalam melawan sukutu, sekitar bulan September dan Oktober 1945. Monumen ini terbuat dari semen cor, sehingga patung-patungnya terlihat lebih punya nilai seni yang tinggi. Relief yang ada di monumen ini juga keren banget. Tapi ya itu, ada saja tangan yang usil, mencoret-coret bagian reliet tersebut, semisal kaca mata Pak Hatta sampai patah, mata Bung Karno berubah jadi putih.
Monumen ini, sepert yang saya singgung sebelumnya, tempatnya sangat strategis banget. Karena memang kawasan ini adalah pusatnya perekonomian wilayah Senen, semisal ada mal, ada pasar, ada stasiun kereta api, ada terminal. Kalau bioskop entah masih hidup atau kagak ya, saya tidak sempat memperhatikannya. Karena bioskop ada di seberang Monumen Perjuangan Senen.
Tapi ada yang perlu disayang kan dari Monumen Perjuangan Senen ini, tertutup atau terhalang oleh rimbunnya pepohonan, sehingga kalau dilihat dari jalan raya, sedikit samar-samar. Nilai kemegahannya jadi berkurang. Belum lagi itu ada kabel listrik yang main melintang di depan patung monumen ini. Aduh mengganggu pemandangan, bikin menyebalkan saja!











Monumen macam ni boleh jadi daya penarik pelancong
BalasHapusanak anak sekolah dasar harus mengenal lebih dekat monumen ini bang
BalasHapusSejarah yang tak boleh dilupakan....
BalasHapusMas, kalo ga ditulis begini, aku malah ga sadar di sana ada monumen 😂😂😂. Ya ampuuun bisa ga aware gitu. Beneran ketutup pepohonan kayaknya sih ðŸ¤. Ntr kalo ke Senen, aku perhatiin deh monumen nya
BalasHapusSemoga pohon di sekitar monumen bisa segera dibersihkan, dipotong sebagian agar tidak menghalangi keberadaan monumen ini
BalasHapuskalo lihat monumen, selalu keinget perjuangan bangsa Indonesia. haru sekali
BalasHapusSemoga kawasan sekitar monumen ini dapat dibersihkan daripada pepohon yang melindunginya, ada akses mudah untuk sampai pada monumen tersebut serta ada informasi yang bisa dibaca.
BalasHapusHarap ada pihak berkuasa ambil perhatian kepada perkara tersebut...jika dibiarkan akan rosak suatu hari nanti
BalasHapusya, semestinya dikelola lebih serius....
BalasHapusmantap reportasenya....
setuju banget sih mas, konten video short itu bisa merusak isi kepala
BalasHapustentang monumen harusnya bisa di kelola lebih baik lagi ya, biar kedepanya nanti gak cepet rusak :)
pmbinaan monument ini sgt bagus supaya generasi akan dtg tahu akan sejarah kepada sesuatu peristiwa.. harus dijaga dgn baik ..
BalasHapusSaya baru tahu kalau di sekitar Senen itu ada monumen sekeren ini, Mas.
BalasHapusMelihat foto-fotonya menarik juga bila suatu waktu saya berkunjung kesana.
Salam,
Wah saya baru tau loh monumen senen ini. Dulu cukup sering juga saya ke Atrium Senen, karena aksesnya yang tinggal lurus aja dari Kampung Melayu.
BalasHapus