Sekarang lagi eranya banyak orang yang mengelu. Entah itu mengeluh karena susahnya mencari pekerjaan. Mengeluh karena pendapatan yang begitu minim, gaji hanya bisa cukup buat makan seharian. Mengeluh karena mikirin biaya pendidikan yang semakin sulit terjangkau. Mengeluh kebutuhan pokoknya yang terus menlonjak harganya. Mengeluh pekerjaan online yang sepi pembeli atau sepi penonton, Mengeluh karena masih jomblo belum laku-laku karena mikirin biaya mahar dan resepsi yang patokan harganya tidak masuk akal. Mengeluh karena anaknya main game terus. Mengeluh karena suaminya suka mancing, sampai kulitnya hitam sampai anak gadisnya malu jika dijemput sekolah. Mengeluh karena istrinya suka beli pemutih wajah atau istrinya yang suka senam aerobik sampai lupa memasak. Dan banya kekeluhan lainnya.
Mengeluh itu hal manusiawi. Semua manusia hampir punya sifat tersebut. Berarti termasuk Abang dong? Hussst, sukanya membalikan perkataan. Dan sekarang yang lagi booming adalah mengeluh telah merasa salah memilih presiden pilihannya, hahaha. Tu kan, memang sudah menjadi watak manusia itu sambat dan mengeluh. Dulu mengeluh dipimpin Pak Karno. Era Pak Harto juga mengeluh. Era Pak Habibie, Bu Megawari, Pak SBY, Pak Joko Widodo mengeluh juga. Eh kini dipimpin Pak Prabowo, emosi juga hahaha. Tapi kalau tidak ada keluhan, dunia juga sepi. Aduh kok saya ngomongnya sensitif baget!
Ya begitulah, jika hidup berharap pada orang lain, hasilnya akan kecewa. Hidup bahagia dan sedihnya itu tergantung pada diri sendiri. Hidup bisa makan dan tidaknya, hasil dari kerja sendiri. Presiden sebaik apapun jika tidak mau kerja, ya hidupnya akan nelangsa. Presiden seburuk apapun, jika tetap mau berusaha dan bekerja, hidupnya akan lebih baik. Kehidupannya akan lebih tercukupi. Aduh saya kok ngomongnya sok filosofi hahaha. Lagaknya menggurui seperti motivator yang dengan slogannya "Super", hahaha.
Aduh saya ini ngomong apa ya, kok jadi ghibah, mirip emak-emak kalau lagi ngumupul hahaha. Ih Abang kalau ngomong asal ngaplak! Entar kalau yang baca emak-emak bisa kena tampol, baru tahu rasa! Ya maaf! Sebenarnya saya itu mau cerita tentang Pak Tua Asal daerah Cirebon, Jawa Tengah yang begitu semangatnya berjualan perabotan keliling Jakarta. Sejak tahun 2002 lo! Saya dibuatnya takjub dan kagum. Saya yang usianya lebih mudah, dibuatnya malu.
Jual perabotan modal sendiri ,bukan setoran ke juragan. Pak Tua ini juga cerita, sudah punya anak dua. Anak pertama sekolah setingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) dan anak yang kedua, masih Sekolah Dasar (SD). Istri dan anaknya tinggal di kampung, dia merantau di Jakarta bersama teman-temannya. Ya ngontrak kamar (kost) bareng teman-teman seprofesi. Berjualan perabot dengan dipikul, aduh tidak kebayang betapa lelah pundah dan kakinya. Hmnmm, kalau saya bisa pingsan dah hahaha.
Apakah setiap berjualan keliling selalu ada yang laku barang dagangannya? Kalau soal laku, pastinya ada, karena barang yang dijual tidak hanya perabotan tapi juga pernak-pernik semisal jepitan rambut, busa cusi piring, masker, kapas korek telinga. Eh kebetulan juga saat itu emak-emak yang lagi ngerumpi membeli baskom. Ah akhirnya saya juga ikut beli, tapi beli cotton buds hehehe. Ih Abang terlalu banget, lagi miskin ya? Husssst!





Hendah seribu daya, tak nak seribu dalih... Ya orang muda memang patut jadikan contoh....
BalasHapusRindu Jakarta, sudah agak lama tidak bercuti kesana
BalasHapusbetapa kerasnya hidup ini....mau berjuang habis-habisan untuk mencari rezeki sendiri dan famili
BalasHapusBener bgt, zamannya orang ngeluh dan kurang bersyukur, termasuk saya dong?iya kadang2 hahaa.Tapi, keren sih bapak ini, hidup emang perlu perjuangan terus menerus yak.semangat buat kita yang msh (relatif)muda
BalasHapusBenar sekali Mas siapa pun President/Perdana Menterinya ada sahaja yang kita akan mengeluh. Seharusnya kita jalan terus ye Mas tidak kira apa situasinya
BalasHapusHahahahahah yg bab mengeluh salah pilih presiden itu kocaaak memang 😂😂. Begitulah mas, hidup kalo ga ada tantangan yg bikin ngeluh, kayaknya belum pas 🤭.
BalasHapusMemang udah paling bener kayak si Abah, tetep jualan siapapun presidennya 😁.
saya selalu membeli barang dagangan dari org seperti ini ketika mereka melintasi meja makan di kedai makan.. especially kudapan dan roti :D
BalasHapusLuar biasa perjuangan bapak pedagang perabot keliling ini.
BalasHapusSalut dibuatnya.
Salam,
salut sama bapak-bapak yang bekerja dengan memikul beban seberat ini, di kotaku juga masih ada. Nggak peduli panas, yang penting tetep jualan terus dan berjalan kaki.
BalasHapuskeberadaan mereka ketika jalan di perkampungan membantu sekali, kadang butuh gosokan buat cuci piring dan mereka juga jual
Kagum dengan cara dia mengikat barang jualannya, tapi tidak tercicir. Memang cari rejeki halal menggunakan tulang empat kerat ni.
BalasHapus