Nifsu Syaban Pantai Ancol Ramai dengan Wisatawan

Hidup harus dibikin senang, punya duit atau tidak punya duit, terus berusaha hati tetap ceria. Walau kenyataannya susah ya? Hahaha. Hari gini, dompet kering disuruh tertawa, wah bibir terasa dijahit. Manyun dan cemberut, plus wajah kelihatan masam. Buat apa sambat, teman yang diajak curhat kadang lebih tidak punya duit lagi, hahaha. Sedih ala kadarnya, karena yang menderita tidak punya duit lebih banyak. Alias tidak sendirian.

Ya sudahlah, enaknya kita jalan-jalan. Berwisata untuk menghilangkan rasa penat dan kelelahan hati. Kalau kerja terus, pastinya ada titik jemu. Badan juga harus dimanja, diberikan haknya untuk istirahat. Otak harus adakalanya diberi jeda sejenak, jangan diajak berpikir terus. Entar tambah semrawut, tidak bisa menemukan titik ujung pangkalnya. Mata juga diberikan leluasa dan kebebasan untuk memandang yang indah-indah, syukur-syukur bisa memandang yang bening-bening.



Oh iya, sekarang sudah memasuki bulan Nifsu Syaban. Tidak terasa lagi sudah mau puasa Ramadan. Waktu begitu bergulir dengan cepatnya. Memang, jika waktu tidak terlalu kita pikiran, waktu terasa berlalu seperti kilat. Tapi jika hidup penuh dengan masalah, dan kita terjebak pada masalah tersebut, waktu seperti berjalan kayak jalannya keong. Lama banget, bahkan ada rasa putus asa untuk menunggu hari esok. Wow, pengalaman pribadi ya?

Nifsu Syaban, kalau di kampung saya biasanya sepuluh hari sebelum datangnya puasa bulan Ramadhan. Ada tradisi mandi bareng, atau yang dikenal dengan nama Padusan. Tempat wisata pemandian, akan ramai banget. Pokoknya berjubel-jebul dah. Sangat menyenangkan. Emang kampungny mana seh? Masih sekitar daerah Solo, pasti tidak asing dengan nama Padusan. Kalau arti bahasa Indonesia, Padusan artinya mandi ramai-ramai. Padusan berasal dari kata Adus, artinya mandi.



Mumpung belum bulan Ramadan, saatnya mandi sepuasnya di pantai. Sekaligus merayakan budaya Padusan, hahaha. Untuk melupakan budaya asal memang sulit ya, walau sudah merantau di Jakarta cukup lama. Sebenarnya di bulan Nifsu Syaban tidak hanya padusan saja, tapi juga ada budaya Nyadran atau Sadranan. Apa itu Nyadran? Nyadran adalah mengunjungi makam leluhur, bersih-bersih dan berdoa bersama. Sekaligus nanti ada makan bareng, makan tumpeng. Dengan tujuan, agar kita tidak melupakan leluhur, orang tua atau saudara yang telah mendahulu kita. Di Jakarta ada juga seh sebenarnya budaya Nyadran tapi hanya sekedar berziarah ke makam. Tidak ada makan berkat layaknya di Solo atau Jogja.

Emangnya mau Padusan di mana? Kali ini saya ingin ke Pantai Ancol. Karena saya sudah lama tidak wisata ke Pantai Ancol. Intinya saya kangen Ancol. Biaya masuk ke Ancol sekarang berapa? Wah saya tidak tahu ya, karena saya numpang gratis sama saudara, yang beli tiketnya lewat daring ata online. Ke Ancolnya naik apa? Saya naik roda dua, lebih cepat waktu daripada naik angkutan umum. Karena di sekitar gedung olah raga JIS (Jakarta Internasional Stadium) ada pembangunan jalan atas. Buat kereta atau jalan tol? Entahlah!


Wah diluar prediksi, ternyata Pantai Ancol ramai dengan wisatawan. Kalau saya perhatikan dari logat bicaranya, rata-rata dari luar Jakarta. Misal dari Purwakata, Bandung dan Tangerang. Hampir semuanya secara rombongan naik bus pariwisata. Area parkiran sampai tidak muat, mencari tempat parkir yang kosong harus muter-muter. Pantai Ancol memang ada perubahan, beda dengan sepuluh tahun yang lalu. Lebih rapi dan lebih tertata.

Tanpa mikir panjang, saatnya mandi. Air pantai juga lebih jernih, lebih bersih, tidak hitam pekat. Jadi asek banget buat padusan. Pantai Ancol juga aman dan nyaman buat anak-anak, karena kini diberikan pelampung batas aman. Orang tua yang membawa anaknya tidak perlu kawatir. Penjaga pantai juga memberikan pengawasan ketat. Jika bosan mandi, bermain pasir membuat istana atau benteng juga menyenangkan. Atau bermain layangan juga bisa. Yuk ke Pantai Ancol!

Berita Terkait

4 komentar:

  1. Tradisi padusan rupanya mandi bersama ya mas...saya dapet pengalaman baru nih jadi tau juga, biasanya menjelang ramadhan di tempat saya hanya ada tradisi berdoa atau bersih "makam aja.

    BalasHapus
  2. Hampir sama ya dengan Bahasa Sunda, Pa=Tempat, Adus=Mandi, artinya tempat pemandian.. Alhamdulillah sudah mau Ramadhan lagi, mohon maaf kalo ade saleh2 kate bang.. hehe

    BalasHapus
  3. Sudah bertahun-tahun lamanya nggak ke Ancol. Kangen ke sana lagi. Sekarang udah kayak apa yak?? Emang bisa padusan di Ancol hehehe

    BalasHapus
  4. Mas, dah belasan tahun di jakarta aku belum pernah ke pantai Ancol 🤣🤣🤣

    Ternyata begini bentuknya yaaa 😄. Ke Ancol si pernah, tp palingan ke Dufan. Ama sea world 😁. Tempat lainnya aku ga pernah datangin.

    Dulu banyak yg bilang pantai Ancol kotor, ga nyaman, pada testimoni jelek lah. Tapi ternyata ya ga sejelek itu kok yaa. Pasir memang bukan putih, tapi toh beberapa pantai memang ada yg pasir hitam kan.

    Ntr kapan2 deh ke sana. Kalo mau Deket puasa gini mending ga dulu. Crowded begitu pusing juga 🤣

    BalasHapus

 
Back To Top