Pak Tua yang Tetap Setia dengan Jajanan Snack Jadulnya

Hidup menerima takdir itu paling berat. Kalau ditakdir jadi orang kaya, semua orang pasti suka dan gembira. Kalau ditakdir jadi orang miskin? Wow berat sekali. Karena jadi orang miskin itu tidaklah enak. Mau apa aja, harus kangelan alias bersusah-payah. Ya ya ya, itulah kehidupan, kadang kita tidak bisa memilih. Hanya bisa menjalani dan pasrah dengan kehendak Tuhan. Yang penting harus tetap bersyukur karena masih diberi hidup dan diberi kesehatan pula. Kesehatan itulah rezeki yang paling berharga. Kalau tidak punya duit tapi sakit, apa enaknya. Lebih baik banyak duit dan sehat, betul kagak?

Kalau dipikir-pikir, hidup mapan itu tidak pernah ada dan tidak pernah kesampain ya? Karena kemapanan itu hanya ada di kepala, realitanya tetap kurang dan kurang. Apalagi dengan bertambahnya umur, aduuuh tak ada lagi istilah mapan. Kebutuhan semakin meningkat, eh badan sering sambat dengan kesehatannya. Badan tidak mau lagi bisa diajak kerja berat. Badan semakin ringkih. Pokoknya semakin jauh dari kata mapan.


Maka saya sering dinasehati guru saya, untuk selalu bersyukur dan jangan terlalu sering atau terlalu lama melihat kenikmatan yang ada pada orang lain. Jika suka melihat kenikmatan orang lain, biasanya akan menimbulkan rasa iri sehingga lupa akan kenikmatan yang ada pada dirinya. Kalau saya renungkan ada betulnya juga nasehat guru saya ini. Setiap orangkan punya jatah rezeki dan jatah derita masing-masing.

Selalu dan berusaha untuk menikmati kehidupan gitu aja dah. Sambat atau ngeluh seperlunya saja. Kalau punya duit, ya jajan untuk menyenangkan diri sendiri. Eh soal jajan, saya punya kesenangan. Yaitu suka jajan makanan jaman dulu. Alias jajanan jadul. Untuk era sekarang mungkin disebut jajanan  snack. Jajanan makanan kering.


Lagi asek ngongkrong, tiba-tiba gerobak lewat. Gerobak keliling dengan menjajakan snack era 80-an. Snack yang biasa tersedia saat lebaran idul fitri. Snack yang tergolong wow atau mewah untuk jaman dulu. Ah kebetulan juga saya lagi ngopi, saya pun  menghentikan laju gerobak yang didorong pak tua itu. Pak Beli! Dan gerobak itu berhenti dengan sedikit kesulitan. Mungkin karena beban gerobak yang masih berat.

Ternyata pak tua ini sudah lama menekuni sebagai pedagang keliling snack jadul. Sudah puluhan tahun. Apakah masih banyak peminat jajanan kuno ini? Katanya masih banyak, umumnya generasi tua. Untuk generasi baru (anak-anak era sekarang) terasa asing dan aneh, imbuhnya. Saya tidak ingin mengganggu terlalu lama. Akhirnya saya beli kacang koro, snack semprong dan snack kuping gajah. Ah jadi bernostalgia lebaran jaman kecil.

Berita Terkait

6 komentar:

  1. Snack Jadul ya ..kueh semprong tuh kegemaran saya, manis gurih dan kriuk-kriuk, gerobak jualnya lumayan gede juga.

    BalasHapus
  2. memenag kebutuhan dan keinginan manusia itu ga ada habisnya mas :D, kalo keinginan manusia habis berarti udah ga hidup :D

    wah itu keripik singkong yang paling aku suka mas, rasanya asin-asin kriuk :D

    BalasHapus
  3. Kalau jajanan kayak gini aku masih suka mas. Di tempatku masih ada yang jual jajanan kayak gini. Rasanya ga banyak berubah. Aku suka kuping gajah :E

    BalasHapus
  4. Wah, seandainya si bapak tua ini dagangnya lewatin rumahku, bakalan aku jadi pelanggan setianya aamiin. Salut sama orang tua yang masih berusaha berjuang demi kehidupannya sendiri. Enak2 tuh camilannya jadul2 kusukaaaa.

    BalasHapus
  5. Salut sama Pak Tua, komplit sekali itu jajanannya. Bermacam2 jenis ibarat toko kue yg berjalan. Semoga dagangannya laris ya Pak Tua. Apalagi sudah di posting mas Djangkaru di sini. Pasti jadi viral, hehe...

    BalasHapus
  6. Snack kuping gajah itu fav ku dan anak2 maaaas 😍😍😍. Sukaaa banget rasanya. Dan agak susah cari ini skr. Itu bapak ga ada niat mau jelajah ke kayu putih gitu 😄?
    .
    saluut sih Ama orang tua yg masih mau usaha begini. Dan sebisa mungkin kalo Nemu, apalagi rasa enak, ya jadi langganan kalo aku.

    BalasHapus

 
Back To Top