Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo . Buku yang menampilkan atau berisi 81 foto eksekusi imam DI ( Darul Islam ) / TII ( Tentara Islam Indonesia ). Jika bukan karangan atau terbitan Fadli Zon, pasti buku ini sudah dilarang beredar. Karena didalam buku ini, menampilkan proses eksekusi mati sang imam Proklamator Negara Islam Indonesia ( NII ). Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir 7 Februari 1905, Cepu, Jawa Tengah. Kartosoewirjo dan Soekarno adalah sama-sama muridnya H.O.S Tjokroaminoto yang terkenal dengan sebutan " Raja Jawa Tak Bermahkota".

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Kedua tokoh ini, Kartosoewirjo dan Soekarno sangatlah dekat. Bisa dibilang teman akrab. Hanya beda haluan idiologi politiknya. Jika Soekarno dengan aktivitas politik nasionalis ( Partai Nasional Indonesia / PNI) sedangkan Kartoseowirjo dengan politik Islam ( Partai Syarikat Islam Indonesia / PSII). Dijaman penjajahan Belanda, kedua tokoh ini juga sering keluar masuk penjara. Kartosoewirjo adalah tokoh yang sangat berpengaruh, khususnya di Jawa Barat. Kartosoewirjo telah berjasa pula dalam mengusir penjajahan Belanda atau Jepang. Kartosoewirjo juga pelaku sejarah peristiwa Sumpah Pemuda.

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Tanggal 4 Juni 1962, Kartosoewirjo ditangkap TNI ( Tentara Nasional Indonesia ), pada usia 57. Penangkapan dilanjutkan dengan proses sidang selama tiga hari berturut-turut 14-16 Agustus 1962. Ada tiga kejahatan politik yang disangkakan pemerintah kepada Kartosoewirjo :
Pertama : Memimpim dan mengatur penyerangan dengan maksud hendak merobohkan pemerintah yang sah.
Kedua : Memimpin dan mengatur pemberontakan melawan kekuasaan yang telah berdiri dengan sah yaitu Republik Indonesia.
Ketiga : Memerintahkan melakukan makar pembunuhan terhadap Presiden yang dilakukan berturut-turut dan terakhir dalam peristiwa Idul Adha.

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo

Pada tanggal 16 Agustus 1962, Kartosoewirjo dinyatakan bersalah dan divonis mati oleh Mahkamah Militer. Dan pada tanggal 12 September 1962, di pulau Ubi, Kepulauan Seribu menjalani eksekusi mati. Dikancak politik ada istilah " Tidak boleh ada dua Singa Jantan dalam satu kandang". Kartosoewirjo harus tersingkirkan. Tercoret dalam sejarah, dicap sebagai pemberontak. Itulah sejarah politik Indonesia, sejak awal pembentukan sebuah negara, memang sudah panas ! Hari Terakhir Kartosoewirjo, terungkap sudah, makam tanpa nisan.


♥♥DjB♥♥

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top