Email: djangkarubumi@yahoo.com

Melakukan Penyemprotan Disinfektan demi Mencegah Penularan Covid-19

Penyemprotan Disinfektan demi Mencegah Penularan Covid-19

Dunia benar-benar dibuat kerepotan oleh tingkah virus Corona. Virus yang awalnya di Wuhan, negra Cina. Bisa dengan cepatnya menyebar ke beberapa belahan dunia. Negara Itali, dibuat kelimpungan. India terjadi kekacauan akibat diberlakukannya lockdown nasioanal. Amerika? Negara yang super kaya, berani menjamin kehidupan warganya. Sehingga negar itu tampak adem saja, rakyatnya betah tinggal di rumah. Indonesia? Kayaknya masih ragu, harus berbuat apa. Karena tidak ingin gegabah dalam mengambil kebijakan. Tidak ingin bernasib seperti Itali, mapun India. Ingin meniru Amerika tapi tak punya dana. Aduh, soal dana lagi, giliran buat pemilu bisa lancar jaya dan ada dana, giliran buat kesehatan rakyatnya kok bengek.

Yang unik dan aneh, ada wilayah yang berani menerapkan lockdown. Tapi tanpa mempersiapkan dengan matang. Tidak mengukur kesiapan stock pangan dan sebagainya. Akhirnya dua hari saja, warganya sudah teriak-teriak. Perlu koordinasi seharusnya. Sebab ini bukan soal penyakit saja, tapi juga urusan isi perut.

Jakarta saja, yang sudah hampir dua minggu menerapkan sistem Karantina Wilayah juga dibuat kerepotan. Warga disuruh stay at home maupun Work at Home kurang mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Alasannya kembali ke soal perut. Kalau disuruh di rumah, mau makan apa? Lah wong kerja hari ini buat makan hari kemarin. Toko-toko dan kantor-kantor instansi banyak yang tutup, karyawannya disuruh kerja dirumah. Perputaran ekonomi ikut tersendat. Orang yang punya tambak pemancingan disuruh libur, termasuk tempat hiburan malam.

Masyarakatnya sebenarnya mau stay at home, tapi kalau pemerintah tidak mau menjamin makanannya dan kebutuhannya. Mana mungkin mereka betah? Jangankan soal makanan, soal biaya listrik dan biaya air PAM, saja tetap jalan seperti biasanya tanpa ada kompensansi. Terus rakyatnya suruh bayar pakai apa, jika ekonominya macet? Maka jangan haran, jika ada yang lantang bicara, "Lebih baik mati diluar daripada mati di dalam rumah karena kelaparan". Eleh, dua pilihan yang tak kece. Jangan sampai gitulah.

Virus ini tidak hanya soal urusan pemerintah tapi juga urusan bersama. Mari kita ringankan beban pemerintah dengan menuruti anjurannya. Tahu sendiri kan, negara kita sangat terbatas, tenaga medis maupun rumah sakitnya. Belum lagi menyangkut obat-obatan. Tapi, pemerintah juga harus memenuhi dan menjamin kelangsungan rakyatnya. Dibantu segera beban kehidupannya, karena rakyat sudah banyak yang menjerit.


Aduh, saya kok jadi ngomong bergaya politikus dan ekonom saja ya? Walau bicaranya masih belepotan gitu. Ayo sudah pada tahu belum apa itu disinfektan? Sekarang kan lagi ramai-ramainya penyemprotan disinfektan. Obat yang digunakan untuk mencegah terjadi infeksi atau pencemaran kuman penyakit. Betul sekali, ingat ya hanya mencegah bukan membunuh.

Bagaimana, ditempatmu sudah diadakan penyemprotan disinfektan belum? Kalau belum lagukan segera ya. Biar penularan covid-19 segera bisa diputus mata rantainya, sehingga tidak menyebar kemana-mana. Sudah tahu belum apa itu covid-19 atau yang terkenalnya dengan nama virus corona? Comunitas Rondo Anyaran, mbahmu! Bukan itu, dul!

Perlu menjadi perhatian, kalau nama soal virus itu menjadi wewenang atau kesepakatan bersama yang berada dibawah naungan badan kesehatan dunia, WHO. Sebenarnya kamu juga bisa memberi atau menyebut dengan nama lain yang kamu sukai. Tapi ya itu, orang lain tak kan mengakuinya. Apalagi ada yang mengatakan Corona berasa dari nama Korun, si raja tamak yang disebut dalam kitab suci. Tapi itu sah-sah saja, tapi siapa yang percaya?

Kenapa virus ini dinamakan Covid-19 kok bukan Dewa-19? Sebuah pertanyaan yang hebat. Virus ini ditemukan pada bulan Desember 2019, di Wuhan, Cina. Ingat ya, virus ini bukan tentara Allah. Karena virus ini bisa menyerang siapa saja. Kalau tentara Allah, pastinya tidak akan menyerang orang baik. Kembali ke titik masalah, Covid-19 berasal dari kata Corona Virus Disease-2019. Dah itu aja, takut kemana-mana cukup sekian saja artikel dari saya.

Jangan lupa rajin cuci tangan, jaga kebersihan. Buang barang yang tidak berharga, khususnya kenangan dari mantan. Keluar rumah, jika dirasa perlu. Dan jaga jaga jarak, hindari kerumanan atau yang lebih terkenal dengan nama Social Distancing. Karena kita tidak tahu siapa diantara kita yang membawa virus. Tidak perlu terlalu panik, cemas dan ketakutan yang berlebihan. Hadapi dengan santai dan rileks, yang penting kita sudah berupaya semaksimal mungkin dalam berihktiar. Dan yang tidak kalah penting, jangan lupa subscribe channel saya bagi yang belum subscribe!

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top