Sejarah Hari Valentine Menurut Legenda Babad Tanah Jawa

Sejarah Hari Valentine

Walau hari valerine sudah lewat, tapi tak ada salahnya jika saya sedikit mengulas atau bercerita tentang hari tersebut. Biar tambah ramai saja. Tidak ada maksud lain, kecuali biar tambah aneka wacana cerita legenda tentang valentine itu sendiri. Karena hampir disetiap negara punya cerita, tentang awal mula valentine itu dirayakan. Kalau ditelusuk, legenda disetiap negara hampir sama. Sebuah kisah cinta yang penuh lika-liku. Sebuah kasih yang penuh duri dan rona. Menguras emosi bagi yang pembaca. Ada rasa iba dan trenyuh.

Hari valentine kini lebih bermakna ekonomi saja. Jadi tak perlu yang namanya dilarang. Bahkan sampai ada razia segala, kedapatan tasnya berisi coklat. Eh kena hukuman atau strap. Kan terlalu. Orang ingin memberikan perhatian atau kasih sayang lewat bunga atau coklat, kenapa harus dilarang? Kalau orang membeli coklat, toko coklatnya juga kebagian rezeki. Pabriknya bisa langgeng berdiri, sehingga karyawan tetap terus bisa bekerja, tidak kena PHK. Sehingga kebutuhan keluarganya bisa tercukupi lewat gajian itu. Itu baru bicara soal coklat, belum lagi toko bunga, ikut kecipratan rezeki. Petani bunga juga berbungah pastinya. Sekali lagi, hari valentin itu hanya soal keuntungan ekonomi belaka. 

Yang tidak boleh kan merayakan hari valentine sampai kebablasan. Semisal wik-wik bebas. Kalau hanya sekedar bertukar kado, tak jadi soal. Kalau bagi yang sudah berpasangan resmi, ingin merayakan valentine dengan mengenang kemesraan jaman masih mudah juga tak jadi masalah. Justru bagus, biar keharmonisan tetap terjaga.

Jangan karena mentang-mentang sudah beristri dua, penuh dengan kasih sayang tiap hari. Giliran orang awam hanya sekedar ingin bersenang-senang saja sampai dilarang segala. Orang kecil kan hiburannya ya hanya itu. Mengibur diri. Inginnya seh juga kawin lagi, tapi kan tidak ada biaya sekaligus tak ada yang mau.

Eleh, kebiasaan. Terus kapan cerita legenda Hari Valentine menurut babad tanah jawa? Oh iya ya, kok sampai lupa. Konon jaman dahulu (mirip cerita kartun ala Malaysia). Ada anak seorang petani coklat yang jatuh hati dan cinta dengan anak perempaun sang raja. Anak petani itu bernama Valen dan  sang putri raja bernama Tine. Sebuah cinta yang terhalang oleh strata yang tinggi. Sang putri raja pun juga sangat sayang dan cinta dengan anak petani itu. Setiap hari, hanya bisa mengungkapkan perasaannya lewat surat dan bunga. Itu pun hanya bisa dikirim dengan sembunyi, ada kurir khusus kepercayaan sang putri raja, Putri Tine.

Kedua insan ini pun lama-lama tak tahan dengan gejolak rindu. Akhirnya kedua insan yang lagi kasmaran ini membuat perjanjian untuk bertemu disebuah tempat. Betapa bahagianya sang anak petani coklat ini, karena akan berjumpa dengan bidadari surga dunia. Dia mempersiapkan dan membawa makanan coklat buat kekasihnya. Kesepakatan pertemuan pada tanggal 14 Febuari, jam dua siang.

Eh ternyata sang Raja mencium rencana itu. Dengan bantuan pengawal yang kejam, sang raja menyambangi tempat pertemuan anaknya itu. Kagetlah sang putri dan anak petani, saat sang raja tiba dihadapannya. Keduanya tidak bisa berkutik. Sang raja murka karena merasa dipermalukan oleh anaknya. Derajat dan wibawa sebagai seorang raja dihinakan. Dikutuklah anaknya dan anak petani coklat itu menjadi patung. Dah, hanya segitu legendanya. Boleh percaya dan boleh tidak. Kalau percaya ya keterlaluan saja. Wong cerita ngawur ini.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top