Pengalaman Menjadi Pasukan Amplop Coklat, Berburu Lowongan Kerja


Lagi belajar membuat artikel lewat perangkat mobile alias hape. Maklum laptop lagi sakit, baterai minta ganti yang baru. Sedangkan anggaran begitu lagi ngenes alias memprihatinkan. Terpaksa menggunakan alat yang dipunya dulu. Yang penting semangat untuk menulis terlampiaskan. Takutnya jika tak disalurkan akan menjadi penyakit bisul dipantat.

Kali saya ingin berbagi pengalaman saat menjadi pasukan Amplop Coklat, alias pemburu lowongan pekerjaan. Sebuah pengalaman yang pahit, yang sebenarnya malu untuk diceritakan. Tapi tak apalah ya, untuk memeriahkan diskusi yang lagi tren di Twitter.

Lulus sekolah, semua orang berharap dan punya keinginan untuk bisa langsung kerja. Tapi tak smudah itu pastinya ya, sebab persaingan begitu ketat dan beratnya. Ibarat kata, lowongan hanya untuk satu orang tapi yang melamar bisa mencapai seratus orang. Adu nasib dan hanya berbekal nekat saja.

Saya saat melamar pekerjaan tidak hanya satu tempat saja. Kalau saya hitung sudah mencapai ratusan surat lamaran yang saya kirim. Entah itu via kantor pos maupun langsung datang ke perusahan. Sudah tidak kehitung biayanya bukan. Ya semuanya perlu modal dahulu.

Tapi yang membuat saya agak gimana gitu. Kadang hanya dikasih janji manis saja. Kalau memang tidak diterima dan tidak memenuhi sarat, mbok yo o surat lamaran itu dikembalikan. Kan lumayan bisa untuk melamar ke tempat lain. Apalagi jamannya kan sudah era digital. Surat lamaran via email kan lebih manarik. Pelamar kerja tak terlalu merogok kocek banyaj hanya demi malamar pekerjaan dari instansi ke instansi. Ah itu hanya sekedar harapan, sepeti harapan nitizen Twitter.

Walau sebenarnya, diterima atau kagak nya lamaran tersebut, orang dalam lebih banyak menentukan. Dan itu saya membuktikannya sendiri. Ratusan lamaran yang saya kirim, tak ada yang lolos seleksi. Tanpa lamaran dan dibawa orang dalam langsung diterima. Soal surat lamaran nomor dua katanya. Ah relasi itu sangat penting. Maka dari itu perbanyak teman.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top