Soto Mie Khas Bogor di Pasar Jatinegara Melegenda

Soto Mie Khas Bogor

Berangkat dari rumah jam sepuluh pagi, melaju dengan motor roda dua menuju Pasar Jatinegara. Jalan tampak begitu lenggang, tidak ada kemacetan yang berarti. Kendaraan yang melintas masih bisa dihitung dengan jari. Mungkin karena sudah memasuki liburan sekolah. Atau mungkin karena hari libur perkantoran. Maklum hari Sabtu.

Jakarta oh Jakarta, selalu dan terus bebenah. Pembangunan jalan MRT atau LRT masih berjalan. Entah kapan selesainya. Sungguh luar biasa Ibu Kota ini. Jembatan layang diatas rel kereta Cipinang, membuat saya pangling. Jembatan ini sangat membantu kelancaran jalan, karena tidak lagi harus berebut  dengan kereta api.

Pasar Jatinegara, jika mendekati bulan puasa, begitu ramai. Padat dengan pembeli. Sampai tempat parkir pun kawalahan. Bingung mencari tempat yang lenggang. Penumpukan kendaraan sangatlah mencolok sekali. Berjalan pun harus merayap, sabar dan harus bergantian.

Nah kalau ke Pasar Jatinegara, saya punya soto kesenangan. Dan biasanya selalu beli, yaitu Soto Mie Khas Bogor. Tapi sayang ya, lapak soto ini kini tertutup dengan kios-kios baju. Sehingga jika dari luar tidak kelihatan. Tapi yang sudah menjadi langganan, pastinya tahulah posisi warung soto ini. Posisinya sebelah kanan Pasar Jatinegara, yang mengarah ke pintu keluar menuju Kampung Melayu. Dekat dengan kios buah-buahan.

Setelah lelah belanja, emang paling asik itu ya memanjakan perut. Keliling di dalam pasar, yang begitu sempit lorongnya pastinya menguras energi. Badan loyo dan letihlah. Berdesak-desakan dengan pengunjung, belum lagi ditambah penjual asongan yang bersliweran. Keringat sampai gembrobos, baju basah.

Warung soto mie khas bogor ini senantiasa ramai pembeli, sehingga harus rela antri atau bergantian tempat duduk dengan pembeli lainnya. Rela berdiri lama demi menunggu pesanannya jadi, tidaklah menjadi soal. Menjadi pemandangan lumrah.

Soal rasa bagaimana? Wah sepertinya kok rasanya sedikit berubah. Tidak selezat dan senikmat dahulu kala. Bumbunya kurang begitu nendang. Dagingnya sedikit kecut atau asam. Hari ini saya sangat kecewa. Tapi yang namanya lagi lapar, satu porsi habis juga. Atau mungkin karena kedinginan, karena saat itu lagi hujan. Entahlah.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top