Telephone Flexi yang Kini Mati karena Kalah Saing

Telephone Flexi

Perkembangan teknologi telephone sungguh berkembang dengan pesatnya. Selalu ada lompatan. Selalu ada perubahan. Persaingan yang lumayan ketat dan hebatnya. Ya, seperti itulah kehidupan, mau tidak mau harus berubah. Selalu menuruti kehendak zamannya. Keingingan konsumen harus dituruti. Harus ahli membaca mangsa pasar, jika tidak ingin mati dan ditinggalkan.

Saya itu tergolong paling rapi kalau dalam urusan menyimpan barang yang pernah saya beli atau miliki. Pandai merawat, atau meruwat. Maka tidak heran, saya sering dijuluki tipe lelaki romantis. Lembut dan penuh perasaan dalam menjaga. Tapi sayang, keromantisan saya gagal kalau dalam urusan percintaan. Saya sering dicampakan dan ditinggalkan.

Ah wanita memang tidak sekedar dijaga atau diruwat. Sesekali perlu dibelai dan diberi kasih sayang. Diberi sentuhan lembut. Itulah kesalahan saya, sering mengabaikannya. Saya tidak bisa memahami kemauan dan isi hati perempuan.  

Aduh, jadi ngalor-ngidul. Jadi ingat sang mantan jadinya. Ya, sudahlah kembali ke topik yang ingin saya sampaikan saja. Dulu saya sempat punya telephone CDMA (Code Division Multiple Acces), lebih mudahnya telephone lokal. Nomor atau angka telephonenya pun mirip nomor telephone rumah dengan kode tambahan lokal pastinya. Sehingga tidak leluasa untuk dibawa ke luar kota. Itulah kelemahan dari telephone CDMA.

Kartu perdana yang saya gunakan adalah kartu flexi. Kelebihan dari kartu flexi ini adalah untuk biaya telephone lokal sangat murah sekali. Bahkan bisa dihubungi lewat telephone umum yang menggunakan koin. Dulu telephone koin masih marak dan mudah dijumpai disetiap sudut perumahan. Kini sudah wassalam.

Telephone CDMA yang saya miliki merk Nokia dengan harga Rp 1.500.000,-. Karena Flexi sudah tutup alias bangkrut terpaksa deh telephone CDMA juga ikut nganggur. Ya, Flexi bangkrut karena peminat konsumennya sangat terbatas sekali. Orang lebih suka menggunakan telephone GSM, tidak ribet dan jaringannya lebih stabil. Akhirnya Telephone Flexi kalah bersaing dan akhirnya mati.

Dulu biaya telephone GSM tergolong mahal, tidak semurah saat ini. Jangankan biaya panggilan, biaya kirim pesan SMS saja tergolong mahal juga. Apalagi jika beda operator, cepat habislah kuota pulsanya. Ya begitulah teknologi, selalu ada pembaharuan. Telephone Flexi kini tinggal kenangan belaka. Mati dan terkubur oleh kejamnya jaman.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top