Benarkah Indonesia Darurat atau Miskin Humor?

Channel Youtube Djangkaru Bumi

Sebenarnya artikel ini lahir atas rasa kegundahan hati alias keprihatinan dengan kondisi bangsa Indonesia yang kian kemari tampak begitu tegangnya. Urat saraf ibu pertiwi tampak mengencang. Nada suara yang semakin melengking, tidak jelas notasinya. Susah dipahami apa kehendaknya. Nada amarah begitu lebih menggema. Keras, memekikkan kendang telinga.

Kedua tangan malangkerik (berkacak pinggang), sesekali telunjuk tangan mengancung-ngancungkan kewajah orang. Yang pertanda tidak suka dengan lawan bicara. Orang lain dianggapnya kacung. Dianggapnya bodoh. Dan yang lebih parahnya dianggapnnya hina. Yang layak menjadi pesuruh dan umpatan kesalahan.

Oh ibu Pertiwiku kenapa sesadis itu? Kenapa ibu Pertiwiku tidak ramah lagi? Kenapa ibu Pertiwiku sesensi itu? Apakah ibu Pertiwiku lagi datang bulan? Haid datang. Sehingga mudah uring-uringan? Sebuah pertanyaan kemana aku menggadu. Ke Komnas HAM? Atau ke KPK? Atau ke KPAI? Atau ke KPI? Ah, tambah pusing saja dengan singkatan kata yang aku sendiri tidak tahu apa kepanjangannya.


Darurat atau miskin humor? Iya. Coba perhatikan siaran yang ada di televisi. Tampak gersang, kaku dan datar-datar saja. Gaya bahasanya saling menggurui antar tokoh satu dengan tokoh yang lainnya. Stand-up comedy juga tidak seseru pada awal kemunculannya. Semenjak artis cilik yang dikira sok tahu, dan berakhir dengan bully-an. Kini stand-up comedy dikit-dikit kena kata sensor alias dicut. Terus acara debat? Lebih lucu lagi, narasumber ingin tampak lebih jago, tanpa memberikan kesempatan lawan untuk berbicara.

Sebenarnya aku rindu grup lawak semisal BAGITO, Cak Kirun Cs atau Den Baguse Ngarso yang benar-benar mampu menghibur. Atau sinetron Keluarga Camara. Senang rasanya melihat aktingnya. Bermain media sosial? Tetap sama saja. Tangan lebih mudah memberikan komentar miring daripada pujian. Berita hoax tampak menjadi raja. Yang mengaku tokoh atau elit, sering mengeluarkan sikap kontroversial.

Ya, sudahlah kalau begitu mari kita mencari dan membuat kebahagiaan tersendiri. Bagaimana caranya? Membuat channel youtube. Kita isi dengan tema-tema yang menghibur. Syukur-syukur bisa bermanfaat bagi orang lain. Paling tidak, membuang rasa kejengkelan hati atas kondisi ini. Dan yang lebih penting, mari kita buktikan, bahwa bangsa ini masih punya selera humor. Masih bisa tertawa. Ets, jangan lupa subscribe channel youtubeku ya? Weleh, buntutnya!

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top