Lukis Wajah di Taman Fatahillah Redup Tergilas Digital

Lukis Wajah

Taman Fatahillah menyajikan segala jenis hiburan. Di hari libur sekolah atau hari libur penanggalan, Taman Fatahillah berubah menjadi lautan manusia. Tidak hanya warga Jakarta yang berkunjung tapi warga luar Jakarta juga banyak sekali. Berjejal dan berlalu-lalang manusia. Sampai aku dibuatnya kebingungan mencari tempat parkir sepeda motor. Semua demi menikmati keindahan Kota Tua Jakarta.

Karena aku suka melukis. Khususnya melukis skesta wajah. Aku bisa betah berlama-lama menyaksikan stand lukis wajah yang ada di Taman Fatahillah. Ada dua orang pelukis wajah disana. Yang standnya saling berseberangan. Tapi sayang, aku lupa untuk berbincang-bincang dengannya. Sehingga aku tidak bisa mengali informasi lebih dalam. Takut aku mengganggu aktivitasnya saja.

Lukis Wajah

Aku hanya bisa mengamati hasil lukisan, sesekali mengamati gerak-geriknya. Sepintas hasil karyanya lumayanlah. Mendekati kesempurnaan. Yang membuat aku heran kenapa stand lukis wajah ini sepi peminat? Sepertinya tidak punya daya tarik. Sehingga pengunjung hanya lewat sepintas saja.

Kalau di tahun era 80-an. Trend lukisa wajah sangatlah populer sekali. Orang sampai rela antri demi dilukis wajahnya. Atau yang lebih praktis, meninggalkan photo untuk disketsa ulang. Ada suatu kebanggan tersendiri memiliki lukis wajah yang nanti dipajang di dinding rumah.

Lukis Wajah

Mungkinkah lukis wajah telah tergerus oleh perangkat digital? Semisal kamera handphone yang tumbuh menjamur. Yang memudahkan orang memotret diri-sendiri selanjutnya diedit dengan bantuan aplikasi android. Memotret setiap saat dan hasilnya langsung bisa diketahui detik itu juga. Tanpa harus repot mencuci dan mencetak selayaknya rol klise photo jaman dahulu.

Kamera handphone ukuran saat ini sungguh luar biasa, bahkan sudah ada yang 25 MP. Pasti hasil bidikannya sempurna. Begitulah perkembangan teknologi bisa menggeser budaya. Perilaku manusia akan mengikuti muhtakhir atau model baru teknologi, khususnya perangkat digital. Mungkin suatu saat, lukis wajah akan tinggal kenangan belaka. Tergilas oleh digital.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top