Pengalaman Rawat Inap di Klinik Kusuma Sukses

Klinik Kusuma Sukses

Siang dengan sinar matahari yang sangatlah terik. Aku mencoba menelusuri lorong waktu. Berjalan menapaki jejak yang pernah aku singgahi. Terbelahlah kenangan yang pernah terkubur. Bangkit kembali, melambaikan tangan. Memanggilku seakan mengajakku pulang. Kembali keperistiwa masa silam. Dimana aku dulu pernah kesakitan dan terpaksa harus dirawat inap.

Seperti yang pernah aku katakan di blog Om Koodok. Suasana di jalan raya kini semakin liar, hukum rimba seakan-akan yang lebih berkuasa. Pemenangnya adalah yang berani berkata lantang. Siapa yang tercepat itulah itulah pemilik jalanan. Yang berjalan lambat, akan dikatakan "Dasar keong". Tidak berhak hidup di jalan raya. Minggir dan menepilah.

Tidak heran jika sering sekali mudah dijumpai keributan di jalan raya. Entah sekedar umpatan kata, atau bahkan baku hantam. Cecok yang berujung perkelahian. Kesabaran ekstra tinggilah yang sangat diperlukan. Agar tidak mudah tersulit emosi. Harus punya kesadaran tinggi, bahwa semua orang berhak menggunakan jalan-raya. Dan jalan raya adalah milik bersama.

Entah tahun berapa, peristiwa kecelakaan lalu-lintas yang pernah aku alami. Jam tiga pagi, aku sudah terbiasa keluar rumah. Menjemput rezeki. Dan suasana jalan tidaklah begitu ramai. Bisa dikatakan sepi. Dan aku pun memacu kendaraan dengan santai.

Tapi apa yang terjadi? Ada kendaraan bermotor dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi. Mencoba menyalip bus mitromini. Dan ternyata mitromini juga menambah kecepatannya. Seaka-akan tidak mau didahului. Akhirnya, bruuuuuuk! Pengendara motor itu menabrakan diriku.

Aku pun terpental. Kaki dibagian mata kaki bercucuran darah. Meneteskan darah dengan kencang dan banyaknya. Dalam keadaan mata ramang-remang, aku masih bisa menyaksikan orang yang menabraku tadi. Dia mencoba bangkit, dan jatuh. Pingsan.

Untung saja, ada dua anak muda yang sedang lewat dan menolongku. Mereka membawaku ke klinik terdekat. Dan luka dikakiku harus dijahit. Bagaimana dengan penabraknya? Aku tahu, sebenarnya dia pura-pura pingsan dan dalam keadaan mabuk. Dan dia dalam keadaan baik, tidak terjadi luka sedikitpun.

Sorenya aku baru tahu nama klinik yang menanganiku. Yaitu Klinik Kusuma Sukses. Tapi kini, klinik tersebut sudah tutup. Menjadi rumah kosong yang terlantarkan. Bangunannya tidak terawat. Didepannya dimanfaatkan menjadi tempat parkir. Sampai saat ini, kakiku masih membekas luka jahitan itu. Dan akan mengingatkan nama klinik tersebut. Itulah resiko hidup dijalanan. Ditabrak atau nabrak.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top